Welcome Visit to Agadide Web

-
Home
-
-
-
-
-
-
-
8
-
-
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

WASPADAILAH  KAWAN
 
Senin, 05 Februari 2007 - 06:28 AM

Jayapura, Kekhawatiran sebagian orang tentang kondisi HIV/AIDS di Papua, bukan tak beralasan. Pasalnya dari waktu ke waktu, angka kasus ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara kumulatif angka kasus HIV/AIDS ini sampai 31 Desember 2006 telah menembus angka 3023 kasus.

Hal itu diungkapkan Ketua KPAD Provinsi Papua, drh Constant Karma kepada Cenderawasih Pos dalam dialog forum konsultasi para pemimpin agama Papua di Swiss Bel Hotel, kemarin. Dikatakan, data tersebut merupakan hasil registrasi dari instansi terkait (dinas kesehatan) kabupaten dan kota se-Papua. Dan yang paling memprihatinkan dan menyedihkan dari kenyataan itu adalah HIV/AIDS telah diidap oleh begitu banyak remaja dan pemuda Papua.

Yang mana berdasarkan kelompok usia, yang paling banyak terinfeksi adalah usia remaja atau pemuda yaitu usia 20 hingga 29 tahun yaitu usia pemuda (mahasiswa) yang mencapai 1.295 kasus bahkan ada juga usia 15 hingga 19 tahun yang nota bene adalah kalangan pelajar SMP dan SMA dengan jumlah 247 kasus.

"Kenyataan ini tentunya sangat menyedihkan karena usia itu adalah usia remaja dan pemuda,"tukasnya bernada prihatin. Sedangkan kelompok usia 30 hingga 39 tahun kasusnya mencapai 788 kasus. Usia ini juga masih tergolong usia produktif karena itu ia menyimpulkan bahwa penderita HIV/AIDS di Papua umumnya adalah kelompok usia produktif.

Tak hanya itu, tidak kalah tragisnya bahkan anak usia 1 - tahun yang terinfeksi HIV/AIDS jumlahnya sudah sekitar 30 kasus sementara usia 5 - 14 tahun mencapai 30 kasus. Sementara untuk per kabupaten lanjut Karma seusai dialog, yang tertinggi kasus HIV/AIDS-nya adalah Kabupaten Mimika yang mencapai 1128 kasus.

Disusul Kabupaten Merauke 883 kasus dan Kota Jayapura sebanyak 247 kasus dan Biak sebesar 208 kasus. "Jadi yang melambung jumlahnya sekarang adalah Mimika, di sana sudah sangat mengkhawatirkan," katanya. Kendati Mimika sangat mengkhawatirkan, Karma mengatakan kabupaten lain dan kota Jayapura juga sudah cukup mengkhawatirkan, Karena itu semua diminta untuk waspada dan membentengi diri agar tidak tertular oleh virus yang belum ada obatnya itu.

Lebih jauh Karma, dari jumlah 3023 tersebut, pengidap HIV/AIDS terbanyak adalah kaum laki-laki dengan jumlah 1586 kasus sedangkan perempuan sekitar 1370 kasus, sedangkan yang jenis kelaminnya tidak diketahui sekitar 67 kasus. Ditambahkan, dari 3023 kasus itu, sekitar 2843 kasus disebabkan oleh heteroseksual atau berganti-ganti pasangan, selebihnya karena hubungan sesama jenis (homo/biseksual), melalui transfusi darah, dan tidak diketahui.

"Jadi menularnya HIV/AIDS di Papua umumnya masih disebabkan oleh perilaku seks yang salah," tukasnya. Tak hanya itu, Karma juga menyinggung masih adanya sikap diskriminasi sebagian masyarakat terhadap ODHA. Ia merasa prihatin karena ODHA adalah manusia juga yang berhak mendapatkan perlindungan dan perlakuan yang baik dari sesamanya. "Orang yang mendiskriminasikan ODHA adalah orang-orang yang tidak memahami penularan HIV/AIDS," katanya.

Kata dia, penularan HIV/AIDS sesungguhnya tidak mudah karena virus tersebut hanya ada di dalam darah dan cairan kelamin. "Jadi selagi tidak berhubungan intim dan tidak menerima transfusi darah dari ODHA. HIV/AIDS tidak akan menular," tandasnya. Sementara itu, Ketua Waria Kota Jayapura Henny menyerukan kepada semua orang khususnya para Waria yang berada di Kota Jayapura agar bersama-sama pemerintah untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran dan perkembangan virus HIV/AIDS yang selalu bertambah di tanah Papua.

"Meski tidak benar, namun ada beberapa kalangan masyarakat yang menganggap bahwa keberadaan Waria menjadi salah satu penyebab penularan HIV/AIDS yang saat ini terus meningkat di Papua,"katanya saat ditemui Cenderawasih Pos di Lobi Swiss Bell Hotel, Jumat, (2/2), kemarin. Menurutnya, hampir seluruh masyarakat mengetahui bahwa virus HIV/AIDS itu berbahaya. Meski begitu, wawasan masyarakat tentang cara penularan HIV/AIDS masih sangat kurang.

"Anggapan masyarakat bahwa Waria sebagai bagian dari penularan penyakit ini karena wawasan mereka tentang HIV/AIDS masih kurang,"paparnya lagi. Untuk itu, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota tengah gencar mensosialisasikan bahaya dan penyebab-penyebab terjangkitnya HIV/AIDS kepada seseorang sebagai individu. Dan ini akan berhasil apabila didukung oleh semua lapisan masyarakat.(ta/api)

(sumber: cepos)

Terimakasih Atas Kunjungan Anda! Amanai.....!!!!