Kekerasan di Kongo, 100 Orang Tewas
[KINSHASA] Sekitar 100 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam bentrokan yang terjadi di Kongo. Bentrokan
terjadi menyusul aksi unjuk rasa memrotes dugaan pelanggaran dalam proses pemilihan umum gubernur beberapa waktu lalu.
Dolly Ibefo dari sebuah lembaga hak asasi manusia, Voice for the Voiceless, Jumat (2/1), menyebutkan, banyak
dari para pengunjuk rasa itu ditembak oleh polisi atau tentara. Peristiwa itu terjadi ketika situasi semakin panas sejak Senin
pekan ini di beberapa kota sebelah barat daya Provinsi Bas Kongo.
Protes dipimpin kelompok Bundu Dia Kongo (BDK), pendukung Jean-Pierre Bemba yang juga mantan pemberontak yang
kemudian menjadi senator. Bemba mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembunuhan terhadap para demonstran oleh polisi. BDK
yakin kalau pemilihan gubernur Bas Kongo belum lama ini telah dicurangi.
"Hukum dihancurkan oleh kekuasaan," kata kelompok itu. Kekerasan menyebar di lima kota di Bas Kongo yakni Matadi,
Boma, Kasangulu, Kinzaomvwete, dan Moanda.
Informasi tentang korban berasal dari saksi mata dan para aktivis HAM setempat. Willy Iboma, pimpinan LSM setempat
mengatakan, para demonstran yang turun ke jalan di Moanda diserang oleh aparat polisi dan militer.
Pejabat medis di provinsi itu, Daniel Muanda Kianda menyebutkan, sebanyak 21 orang tewas di Matadi dan 16 lain
luka-luka dalam insinden beberapa hari lalu. Sekitar 20 orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di Boma, 17 orang
terluka, dan tujuh orang lagi tewas di Songololo. "Kami sedang menunggu jumlah (korban) dari Moanda," kata dia.
Seorang diplomat menyebutkan, korban tewas sebanyak 26 orang di Boma dan 36 orang di Moanda. Sejumlah warga
setempat mengatakan, kebanyakan korban adalah warga sipil dan anggota BDK.