Welcome Visit to Agadide Web

-
Home
-
-
-
-
-
-
-
8
-
-
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Perdamaian Israel-Palestina Diharapkan Berlanjut

Seorang bocah Palestina ikut serta dalam aksi unjuk rasa pendukung Hamas di Kota Gaza, Minggu (11/2). Presiden Mahmoud Abbas menyatakan akan berdiskusi dengan PM Ismail Haniyeh soal pemerintahan nasional bersatu. [AFP/Mahmud Hams]

[KAIRO] Pertemuan antara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, dan Menteri Luar Negeri AS, Condoleezza Rice pada 19 Februari mendatang diharapkan dapat menjadi titik bagi proses perdamaian permanen di Palestina.

"Pertemuan dengan Menlu Rice dan PM Olmert diharapkan dapat memberikan gambaran dimulainya kembali proses perdamaian yang bersifat permanen," ujar Abbas seusai bertemu Presiden Mesir, Hosni Mubarak, Minggu (11/2).

Abbas juga berharap pertemuan tripartit itu akan membantu Kelompok Kuartet, yang beranggotakan AS, Uni Eropa, PBB, dan Rusia, memainkan peran lebih aktif di dalam mempromosikan perdamaian di Timur Tengah. Kelompok Kwartet akan bertemu di Berlin, Jerman, pada 21 Februari 2007.

Abbas menolak berkomentar soal keyakinannya kalau AS dan Israel bersedia menerima kesepakatan pembagian kekuasaan yang ditandatangani di Mekkah, Arab Saudi, pekan lalu. Kesepakatan itu ditandatangani Abbas dan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, untuk pembentukan pemerintahan koalisi Palestina.

"Pemerintahan baru nanti perlu menunjukkan komitmen terhadap kesepakatan tersebut, tanpa harus memberikan penjelasan secara terperinci, menyampaikan opini yang lain, atau mengelaborasi apa pun tentang isu ini," kata Abbas.

Kesepakatan pembagian kekuasaan Hamas-Fatah itu menyebutkan, pemerintahan baru Palestina akan menghormati berbagai kesepakatan damai sebelumnya yang ditandatangani oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel. Sejak kesepakatan ditandatangani di Mekkah, para pejabat Palestina terus berupaya untuk membujuk komunitas internasional agar bersedia menerima kesepakatan tersebut dan segera mencabut sanksi mereka terhadap pemerintah Palestina.

Pada Minggu (11/2), Olmert mengatakan, Israel telah menggelar serangkaian rapat konsultasi bersifat mendesak untuk membahas kesepakatan damai Hamas-Fatah. Tetapi, kata Olmert, belum ada keputusan apa pun tentang sikap Israel terhadap kesepakatan Hamas-Fatah itu.

Abbas juga mengatakan, ia akan membawa kasus pekerjaan konstruksi yang dilakukan Israel di sekitar Masjid Al Aqsa dalam pertemuan dengan Olmert dan Rice. Aktivitas penggalian di kompleks Masjid Al-Aqsa telah menuai protes keras baik dari warga Palestina, negara-negara Arab, dan umat Muslim dunia.

Sementara itu dari Brussels dilaporkan, para menteri luar negeri Uni Eropa akan mengkaji kesepakatan pembagian kekuasaan Palestina. Tetapi, UE belum dapat diharapkan akan mencabut embargo bantuan internasional terhadap Otoritas Palestina hingga melihat bukti kalau pemerintahan koalisi Palestina yang baru itu benar-benar mengakui Israel sebagai partner perdamaian. [AP/E-9]

Terimakasih Atas Kunjungan Anda! Amanai.....!!!!