Welcome Visit to Agadide Web

-
Home
-
-
-
-
-
-
-
8
-
-
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Yunus Yosfiah Bantah Tembak Wartawan Asing

Yunus Yosfiah [Foto: Dok Pembaruan]

[SYNEDY] Kasus kematian lima wartawan asal Australia, Inggris dan Selandia Baru di Balibo, Timor Leste, pada 16 Oktober 1975 kembali dibuka. Tragedi tersebut terjadi ketika Indonesia melakukan invasi ke wilayah Timor Timur yang pernah dijajah Portugis tersebut.

Saksi kunci tragedi itu menyampaikan fakta dalam penyelidikan dan persidangan Sydney Glebe Coroner Court, di Sydney, Selasa (6/2). Saksi asal Timor Leste yang pernah dilatih TNI itu pun disembunyikan identitasnya dan hanya diberi kode "Glebe 2".

Menurut saksi itu, Kapten Yunus Yosfiah saat itu melakukan tembakan pertama kepada kelima wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistik. Saksi membantah bahwa kematian kelima wartawan itu karena terjebak dalam aksi baku tembak antara tentara Indonesia dan milisi Timor Timur. Saat itu Yunus Yosfiah yang juga Mantan Menteri Penerangan era Presiden BJ Habibie menjadi Komando Pasukan Khusus TNI yang sedang bertugas di Timor Timur.

Adapun kelima wartawan itu adalah Brian Peters, Greg Shackleton, Gary Cunningham, Tony Stewart dan Malcolm Rennie. Selama ini Peristiwa Balibo dikenal sebagai konflik antara militer Indonesia dan para pejuang kemerdekaan Timor Leste. Apa yang diungkap saksi tersebut telah menyingkap ketidakjelasan fakta dan bukti yang selama ini menepis keterlibatan sejumlah mantan pejabat militer Indonesia.

Di tempat terpisah, Yunus Yosfiah membantah dirinya menembak lima wartawan dalam peristiwa Balibo tersebut. Dia tidak membantah keberadaan dirinya di Balibo pada saat peristiwa terjadi, namun dia menegaskan tidak pernah melihat, bertemu ataupun menembak kelima wartawan tersebut. Apa yang disampaikan saksi itu adalah sebuah kebohongan.

"Kukatakan yang sebenarnya, saya sering sekali dengan pertanyaan sama seperti yang ditanyakan sekarang, dan saya selalu menjawab. Jadi berapa kali lagi saya akan menjawab pertanyaan yang sama? (Saksi) bohong, bohong besar dan salah," katanya seperti dilaporkan Radio Australia, ABC, Rabu (7/2).

Dibuka Kembali

Sekalipun sudah lebih dari 30 tahun, pihak keluarga Brian Peters tetap menolak dugaan kematiannya selama ini, sehingga pemeriksaan kasus ini pun dibuka lagi. Pemeriksaan yang dimulai pekan lalu tersebut kemudian membuka teka-teki atas ketidakjelasan selama ini.

Saksi tersebut juga menyatakan para tentara lainnya menembaki rumah yang dihuni para wartawan selama dua hingga tiga menit. Dia melihat dua warga kulit putih dengan tangan mereka di atas kepala. Namun tembakan terus dilakukan. Setelah dibunuh jenazah para wartawan itu lalu dibakar dalam rumah selama dua hari.

"Apakah Yunus Yosfiah yang pertama kali menembak?" tanya penyidik, Mark Tedeschi QC. "Ya, dia pertama kali memulai menembak," kata saksi tersebut. Saksi tersebut lalu menjelaskan bahwa dirinya diancam oleh pimpinan militer untuk tidak menceritakan penembakan para wartawan tersebut.

"Apakah mereka menekan kamu agar tidak menceritakan kepada siapapun tentang penembakan wartawan tersebut?" tanya Tedeschi. "Ya," kata Glebe 2. "Apakah disampaikan kepadamu bahwa itu sangat rahasia," Tedeschi kembali bertanya. "Yes," jawab Glebe2 seperti ditulis Kantor Berita AAP.

Saksi tersebut juga mengatakan dirinya memberikan keterangan pers palsu dan membohongi pihak Australia tentang insiden tersebut. Namun demikian pada tahun 1999 dia menyampaikan hal yang sebenarnya terjadi atas tragedi tersebut karena tidak mampu lagi menyimpan kebohongan itu. "Karena di Timor Leste saya melihat banyak ketidakadilan dan pembunuhan," kata Glebe 2.

Sebelumnya, sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh PBB tahun lalu pun menyimpulkan bahwa para wartawan tersebut secara sengaja dibunuh oleh tentara Indonesia. Penyelidikan PBB atas sejumlah saksi itu dibuat dalam laporan setebal 2.500 halaman. PBB merekomendasikan agar "perlunya penyelidikan lanjut atas fakta (kebenaran) yang sulit dari peristiwa tersebut".

Penyelidikan dalam persidangan atas Peristiwa Balibo itu merupakan yang pertama kali dibuka secara umum dan dilengkapi dengan tim penyelidikan independen yang menghadirkan saksi kunci. [H-12]

Terimakasih Atas Kunjungan Anda! Amanai.....!!!!